TUGAS REKAYASA LALU LINTAS
“KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS”
Di Susun Oleh:
ERLITA (16 630 066)
PROGRAM
STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019
“KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS”
Untuk
mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk
mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak
diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk
memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar
pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan
penggunaan ruang jalan.
Pada bab ini
akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang dikumpulkan
dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta
pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki
unjuk kerja lalu lintas.
Survei
inventarisasi prasarana jalan
Merupakan
survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, terdiri
dari antara lain:
o
panjang ruas jalan;
o
lebar jalan;
o
jumlah lajur lalu lintas;
o
lebar bahu jalan;
o
lebar median;
o
lebar trotoar;
o
lebar drainase,
o
alinyemen horisontal;
o
alinyemen vertikal.
Bagian
potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:
Survei arus
lalu lintas
Untuk
mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk
mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran
arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau
ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar),
pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor
lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan);
Informasi
yang dikumpulkan
Informasi
yang dikumpulkan meliputi:
o
Arus pada ruas
o
Pergerakan dipersimpangan
o
Arus lalu lintas
o
Komposisi kendaraan
o
Volume jam puncak (VJP)
o
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pengukur arus
lalu lintas pneumatis
Metoda
pelaksanaan survei
Ada dua
metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
16.
Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk
menghitung arus lalu lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini
membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah.
Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang dilakukan secara manual adalah
keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung kepada motivasi surveyor
yang melakukan survai.
17.
Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang
mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah
kendaraan yang melewati suatu potong jalan ataupun kawasan di persimpangan.
Peralatan survai yang digunakan berupa:
1.
Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur
arus lalu lintas dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong
jalan, pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang
kemudian direkam,
2.
Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang
bekerja atas dasar induksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop
ditanam dibawah permukaan jalan,
3.
Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat
elektronis yang bekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun
ultrasonik ke kendaraan yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga
dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas,
4.
Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data
menjadi terukur dalam prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat
diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas
Survei
manual
Untuk
mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa
golongan sebagai berikut:
Klasifikasi/golongan
|
Jenis kendaraan
|
1
|
Sepedamotor, scoter
|
2
|
Sedan, jeep, station wagon
|
3
|
Oplet, mikrolet
|
4
|
Pick up, box
|
5a
|
Bus kecil
|
5b
|
Bus besar
|
6
|
Mobil truk 2 sumbu
|
7a
|
Mobil truk 3 sumbu
|
7b
|
Mobil gandengan
|
7c
|
Mobil tempelan
|
8
|
Kendaraan tidak bermotor
|
Waktu
pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk
mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun
dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak
pagi terjadi sampai dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan
untuk mendapatkan lalu lintas harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei
dilakukan antara hari Selasa sampai dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki
ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian
perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat
terpengaruh dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.
Survei
dengan camera
Salah satu
pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggunakan
camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi
mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan
kepada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu lintas
dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati kendaraan akan terdeteksi
processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.
Penyajian
data arus lalu lintas
Contoh
profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan
Data
disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:
o
15 menit ter padat,
o
Volume per jam,
o
jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak
dalam satu hari, biasanya di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi
yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
o
volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
o
volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama
periode survei yang panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
o
volume rata-rata harian dalam setahun,
o
Volume mingguan,
o
Volume bulanan.
Volume yang
sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam
penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun
dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk
menentukan rasio volume per kapasitas.
Survei
Kecepatan
Kecepatan ada besaran
vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan. Besar dari vektor ini
disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s atau
ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa
jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya: kecepatan
sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya
digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam
kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi
kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.
Kecepatan
sesaat
Radar
Microdigicam yang digunakan di Brazil
Salah satu
indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah
kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu
yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku
masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga
digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan.
Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran
kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun
perangkat yang lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang
dilengkapi dengan camera.
Satuan
kecepatan
Rumus yang
digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:
Beberapa
satuan kecepatan lainnya adalah:
o
meter per detik dengan simbol m/detik
o
kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
o
mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph
Metode pengukuran
kecepatan sesaat
Ada beberapa
cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
29.
Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh
jarak tertentu yang dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan
rata-ratanya dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil
semakin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan
dalam pengukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat
ditempatkan terpisah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris
titik pengamatan. Pengamat pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan
stop watch saat kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan
stop watch saat kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan
membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan
kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa
digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45 derajat.
30.
Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat
mekanis seperti dua pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian
jeda waktunya diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
31.
Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan
perangkat elektronik seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan
ultrasonic ataupun infra merah.
Analisis
data kecepatan sesaat
Posisi
persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85
Setelah data
dikumpulkan maka langkah selanjutnya di klasifikasi kan kedalam tabel
distribusi deskriptif seperti berikut:
Rentang kecepatan
|
Titik tengah
|
Frekuensi
|
frekuensi kumulatif
|
Persentase kumulatif
|
Persentil
|
≤ 25
|
23
|
1
|
1
|
0,6
|
|
26 - 30
|
28
|
3
|
4
|
2,3
|
|
31 - 35
|
33
|
8
|
12
|
6,8
|
|
36 - 40
|
38
|
20
|
32
|
18,1
|
|
41 - 45
|
43
|
35
|
67
|
37,9
|
50
|
46 - 50
|
48
|
47
|
114
|
64,4
|
persentil
|
51 - 55
|
53
|
33
|
147
|
83,1
|
85
|
56 - 60
|
58
|
17
|
164
|
92,7
|
persentil
|
61 - 65
|
63
|
8
|
1172
|
97,2
|
|
66 - 70
|
68
|
4
|
176
|
99,4
|
|
≥ 70
|
73
|
1
|
177
|
10,0
|
Dari tabel
diatas maka dapat di estimasi bahwa Kecepatan pada 50 persentil jatuh pada
kecepatan antara 43 sampai 48 km/jam atau kalau dihitung dengan formula
berikut :
Kecepatan
perjalanan
Kecepatan perjalanan
adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua
simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara kedua simpul
dibagi dengan waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perhitungan
waktu tempuh tersebut sudah termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi selama
menempuh antara kedua simpul tersebut. Perhitungan kecepatan perjalanan
merupakan informasi yang digunakan dalam perencanaan perjalanan, termasuk dalam
membuat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh karena itu survei kecepatan
merupakan perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam merencanakan
sistem transportasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.
Rumus yang
digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada perhitungan
kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh dan lebih
lama, berikut ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan:
Metode yang
digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan:
Kendaraan
contoh
Dalam metode
ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang sama
dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang menyalib
dan disalib sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang di
survei. Waktu dicatat pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk dimana
hambatan dan penyebab hambatan. Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel
berikut ini.
Untuk
mendapatkan nilai yang bisa diterima secara statistik maka data perlu
dikumpulkan beberapa kali, angka yang biasanya digunakan adalah paling sedikit
6 (enam) sampel.
Pelacakan
kendaraan
Perangkat pelacakan
kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasarkan, dan bisa
digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan gambaran
kecepatan perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pelacakan kendaraan seperti yang
banyak digunakan pada perusahaan taksi kota. Data pelacakan kemudian diolah
untuk mendapatkan berbagai informasi perjalanan, diantaranya kecepatan
perjalanan, asal tujuan perjalanan, kecepatan sesaat, dan sebagainya.
Pelaksanaan
survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi, yaitu dengan
menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan
sehingga diperoleh data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan,
kecepatan tertinggi.
Contoh
penerapan survey kecepatan perjalanan
Diagram
ruang waktu
Menginventarisasi
kinerja operasional pada jalan Pakubuono Jakarta Selatan yang diangkat dari
Pembenahan Transportasi Jakarta[3] meliputi:
o
Membagi ruas Pakubuono kedalam bagian ruas jalan;
o
Mengukur kecepatan lalu lintas pada bagian ruas jalan;
o
Mengukur waktu tundaan di persimpangan;
o
Angka kecelakaan yang terjadi pada masing-masing
bagian ruas/simpang dalam bentuk Black Spot Map yang dirinci lebih lanjut dari
type kecelakaan yang terjadi (Apakah Depan dengan depan, depan dengan samping
atau samping dengan samping), jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan;
Dari seluruh
informasi kinerja selanjutnya dibuat Diagram Ruang Waktu sebagaimana terlihat
dalam gambar. Semakin curam kurvanya semakin rendah kecepatan perjalanan pada
bagian ruas jalan tersebut, yang diakibatkan gangguan kelancaran. Sedang untuk
data kecelakaan diolah secara tersendiri dengan melakukan analisis konflik yang
terjadi.
Survey
parkir
Survey
parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parkir
disuatu kota atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau
besaran-besaran yang bisa digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas
ruang parkir serta digunakan dalam mengendalikan kebutuhan ruang parkir.
Apalagi dengan permintaan ruang parkir yang sudah sedemikian tingginya. Hal ini
perlu, sebab jika persoalan parkir tidak ditangani dengan baik, bisa memicu terjadinya
kemacetan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya ruas jalan di
beberapa kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street
parking). Sehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin
terbatasnya ruang parkir dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.
Bangkitan
parkir
Pada saat
ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pusat-pusat
perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara
konvensional. Padahal untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan
manajemen dengan system penangan yang juga modern. Sehingga perlu adanya
bangkitan parkir atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Parking Generation.
Maksudnya adalah bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan, perkantoran,
perbelanjaanan, sekolah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.
Informasi
lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehingga
dapat diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat,
lama parkir dan informasi yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Guna
mendapatkan informasi bangkitan parkir yang akurat, perlu dilakukan survei
parkir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan parkir, jenis kendaraan
yang parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan
informasi ini, selanjutnya dapat direncanakan:
o
Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan
beberapa variabel seperti waktu.
o
Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti
kebijakan pembatasan ruang parkir, kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka
waktu parkir.
Faktor yang
mempengaruhi bangkitan parkir
Bangkitan
parkir tergantung kepada beberapa faktor,di antaranya meliputi:
o
Besarnya kawasan terbangun yang biasanya terkait erat
dengan tingkat pemilikan kendaraan pribadi.
o
Banyaknya dan kepadatan kegiatan yang berada di
kawasan tersebut.
o
Besarnya daya tarik masyarakat untuk menuju kawasan
tersebut.
o
Jumlah karyawan tetap maupun tidak tetap yang bekerja
di kantor, atau kegiatan di kawasan tersebut.
o
Tingkat pemilikan kendaraan pribadi ataupun milik
perusahaan/dinas masyarakat metropolitan atau kota yang bersangkutan. Pemilikan
kendaraan berupa mobil dan atau sepeda motor. Pemilikan kendaraan pribadi masih
belum mencapai titik jenuhnya, sehingga pertumbuhan masih akan berlangsung yang
ditandai dari tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor.
o
Jenis kegiatan, apakah itu perkantoran, pusat
perdagangan, sekolah atau apartemen.
o
Kebijakan perparkiran yang diberlakukan oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan.
Pengumpulan
data
Pengumpulan
data bangkitan parkir dapat dilakukan di tempat asal perjalanan ataupun di
tempat tujuan. Survei parkir di tempat tujuan, dilakukan untuk mengetahui
besarnya permintaan ruang parkir untuk masing-masing jam dalam satu (1) hari,
menurut hari dalam satu minggu, dan menurut bulan dalam satu tahun.
Karakteristik kebutuhan parkir dalam satu (1) minggu, dapat dilihat dalam
contoh gambar berikut.
Contoh
bangkitan parkir di perkantoran per 100 meter persegi luas lantai perkantoran.
Karakteristik
harian dalam satu minggu dikawasan perkantoran akan mempunyai ciri khusus yaitu
bahwa pada hari sabtu dan minggu tingkat pengguanaan ruang parkir akan rendah.
Sedangkan untuk kawasan perbelanjaan akan berbeda, yang biasanya justru lebih
ramai pada hari Sabtu dan Minggu.
Volume
Parkir
Volume
parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat atau kawasan parkir
tertentu selama waktu tertentu. Sedangkan waktu yang biasanya digunakan adalah
satu hari. Karakteristik volume parkir tergantung kepada tempat di mana pelataran
parkir/gedung parkir tersebut berada. Misalnya di perkantoran, pusat
perbelanjaan, daerah wisata, sekolah, pasar dan lain sebagainya. Kalau di
perkantoran, akan tinggi pada hari kerja sedang pusat perbelanjaan/mall akan
tinggi pada akhir minggu.
Survei
volume parkir
Biasanya
masalah utama dari parkir adalah keterbatasan ruang parkir dibandingkan dengan
jumlah kendaraan yang membutuhkan ruang parkir. Sehingga perlu dilakukan survei
untuk mendapatkan informasi mengenai volume parkir. Hal ini bisa dilakukan
dengan mengumpulkan jumlah kumulatip kendaraan yang parkir di tempat atau
kawasan tersebut. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dengan volume parkir
adalah dengan mengumpulkan jumlah kendaraan yang masuk pelataran/gedung melalui
pintu/gate masuk parkir dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
VP:Volume parkir
Ei:jumlah
kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i
n:jumlah periode jam pengamatan
Informasi
volume parkir, sangat diperlukan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir. Di
samping itu, data volume parkir beserta data lama parkir dan akumulasi parkir,
digunakan untuk menghitung besarnya jumlah ruang parkir yang perlu disediakan.
Dalam hal ini, data volume parkir menjadi informasi yang sangat diperlukan
untuk pengendalian parkir dalam rangka kebijakan manajemen lalu lintas yang
baik. Hal ini juga telah dipraktikkan di Indianapolis International Airport,
yakni dengan menurunkan tarif parkir untuk menaikkan volume parkir dalam
kaitannya untuk meningkatkan penumpang yang menggunakan angkutan udara. Bisa
juga sebaliknya menaikkan tarif untuk menurunkan volume parkir.
Lama parkir
Waktu yang
diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir yang dalam
bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informasi
mengenai lamanya parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir
tergantung kepada maksud perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di
tempat kerja biasanya lebih panjang ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir
yang sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi waktunya lebih pendek lagi.
Contoh
distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan.
Informasi
mengenai lama parkir diperlukan guna merencanakan ruang parkir untuk suatu
bangunan/gedung parkir ataupun kegiatan lain. Termasuk parkir untuk pengunjung
pameran ataupun gedung olahraga yang kebutuhan parkirnya tidak rutin. Misalny
gedung yang khusus didesain untuk ajang pameran, biasanya dikunjungi orang
hanya kalau ada pameran. Begitu pula misalnya gedung olah raga ataupun
pertandingan olahraga, itupun masih dipengaruhi oleh menarik tidaknya kegiatan
itu. Sehingga, muatan parkirnya pun, akan sangat tergantung dengan situasi
tersebut.
Cara
memperoleh data lama parkir
Banyak cara
yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraan. Tapi
yang paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerized. Data
lama parkir biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan komputer
dengan mencatat waktu kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir
hingga kendaraan keluar. Kemudian dapat dihitung dengan formula:
dimana :
LP = Lama parkir
Wm = Waktu
saat kendaraan masuk
Wk = Waktu
saat kendaraan keluar
Sedang untuk
mendapatkan lama parkir rata-rata dapat digunakan formula sebagai berikut:
Dimana:
Ei = frekuensi kendaraan
yang parkir kelas i
LPi = lama parkir pada
kelas i
= jumlah
kendaraan yang parkir selama periode pengamatan.
Penggunaan
informasi lama parkir
Informasi
lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang baik. Data
informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir dan
juga sistem pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama parkir
bisa digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada
penggun jasa parkir. Khususnya untuk tempat parkir yang harus membayar
berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan dalam perhitungan tarif
adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat
perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan
menggunakan satuan 15 menit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan
sebagai acuan[4] untuk menerapkan pembatasan lamanya
parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan maksimum 5 menit, parkir
di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini, biasanya digunakan
meter parkir.
Akumulasi
parkir
Akumulasi
parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu saat tertentu, di
suatu tempat gedung parkir atau pelataran parkir. Informasi mengenai akumulasi
parkir ini digunakan untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada suatu
tempat ataupun untuk menerapkan pengendalian parkir di suatu kawasan. Survei
akumulasi parkir
Untuk
mendapatkan informasi mengenai akumulasi parkir, perlu dilakukan survei untuk
mendapatkan profil kendaraan yang parkir dalam satu hari. Angka capaian
tertinggi jumlah kendaraan yang parkir, disebut sebagai akumulasi tertinggi
parkir. Angka ini bervariasi menurut kegiatan tempat, di mana ada
pelataran/gedung parkir. Sebagai gambaran, perkantoran mencapai puncaknya pada
siang hari sedang pertokoan/mall akumulasi hari kerja lebih rendah dari
akumulasi pada akhir minggu (weekend) pada sore hari dan pemukiman/apartemen
pada malam hari.
Besarnya
akumulasi
Besarnya
akumulasi parkir diberikan dengan formula sebagai berikut:
Di mana:
AP adalah akumulasi parkir
Ei adalah
jumlah kendaraan yang masuk ketempat parkir
Ex adalah
jumlah kendaraan yang keluar tempat parkir
Jika
sebelumnya sudah ada kendaraan yang diparkir di lokasi parkir, maka jumlah
akumulasi yang ada tersebut dijumlahkan dalam jumlah akumulasi parkir.
Kendaraan yang ada di dalam, kadang karena sudah ada kendaraan yang datang
sebelum dilakukan survei atau ada kendaraan yang menginap ataupun rusak dan
ditinggal pemiliknya.
Di mana:
N = jumlah kendaraan yang ada
sebelumnya
Akumulasi
parkir di perkantoran
Waktu
pelaksanaan survei
Waktu
pelaksanaan survei tergantung kepada jenis kegiatan di mana survei itu
dilakukan. Kalau di perkantoran, biasanya kegiatan lebih dominan pada jam
kerja, pasar pada pagi hari. Di sekolah pada saat masuk dan keluar sekolah,
hunian/apartemen pada malam hari.
Perputaran
parkir
Perputaran
parkir atau dalam bahasa Inggris disebut parking turnover, adalah suatu angka
berapa kali berganti kendaraan yang parkir dalam satu satuan waktu tertentu.
Biasanya perputarannya dalam satu hari. Angka ini akan tinggi pada tempat
parkir di kawasan perbelanjaan, kantor pelayanan umum, dan angka ini rendah
untuk perkantoran yang ruang parkirnya digunakan oleh karyawan sendiri.
Cara
memperoleh data perputaran parkir
Adapun untuk
memperoleh data ini, yakni dengan cara data dikumpulkan dengan metoda patroli[5] setiap 30 menit dengan mencatat nomor
kendaraan pada setiap ruang parkir. Dengan survei ini, sekaligus dapat
diperoleh angka perputaran parkir serta informasi lama parkir dengan satuan
waktu 30 menit-an. Cara lain untuk mendapatkan data perputaran parkir adalah
dengan menggunakan formula:
Dimana:
T : adalah besarnya perputaran
parkir
VP : adalah Volume parkir
JRP :
adalah Jumlah ruang parkir yang tersedia
Penggunaan
informasi perputaran parkir
Informasi
perputaran parkir, akansangat membantu dalam merencanakan kebutuhan ruang
parkir. Semakin rendah perputaran parkir, akan semakin banyak ruang parkir yang
dibutuhkan. Di samping itu, informasi perputaran parkir dibutuhkan untuk
mendapatkan informasi jumlah kendaraan yang parkir. Misalnya parkir di pinggir
jalan untuk digunakan sebagai masukan dalam menetapkan jumlah pendapatan parkir
yang bisa diperoleh untuk sistem yang beroperasi atas dasar tarif tetap yang
biasanya digunakan pada parkir di pinggir jalan. Dalam suatu kantor pelayanan
umum ataupun kawasan perbelanjaan/pertokoan yang perputaran parkirnya tinggi,
maka biasanya dipisahkan parkir untuk tamu yang datang di gedung itu dengan
parkir untuk karyawannya. Parkir untuk tamu, biasanya ditempatkan sedekat
mungkin dengan pintu masuk pelayanan ataupun pintu masuk perbelanjaan ataupun
pertokoan.
Survei asal
tujuan
Survai asal
tujuan atau dalam bahasa Inggris disebut Origin-destination survey adalah
survai yang mempelajari pola perjalanan dengan mempelajari asal dan tujuan
perjalanan yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam proses
perencanaan transportasi secara luas untuk transportasi nasional, regional
maupun lokal, survei juga digunakan dalam perumusan analisis dampak lalu lintas.
Ada beberapa cara untuk melakukan survai asal tujuan, dan terkadang dalam
pelaksanaannya di kombinasikan pelaksanaannnya untuk meningkatkan kualitas
survai.
Cara
pelaksanaan survei
Survai
wawancara dipinggir jalan
Disebut juga
road side interview merupakan survai untuk mengumpulkan informasi perjalanan
yang dilakukan masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan
kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Seperti halnya survai wawancara rumah
tangga dilakukan pada hari normal. Informasi yang dikumpulkan :
o
jumlah penumpang
o
tingkat pendapatan
o
asal tujuan setiap penumpang
o
maksud perjalanan
o
waktu perjalanan
Untuk
melengkapi hasil survai dilakukan juga sekaligus pengukuran arus lalu lintas.
Survai
wawancara rumah tangga
Merupakan
survai yang membutuhkan biaya yang besar, namun dapat menghasilkan kualitas
hasil survai yang baik.
Pendekatan
Disebut juga
home interview survey merupakan survai untuk mengumpulkan data
perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal. Hari
normal adalah hari senin, selasa, rabu dan kamis.
Informasi
yang dikumpulkan:
o
jumlah anggota keluarga
o
jumlah pemilikan kendaraan
o
pekerjaan anggota keluarga
o
Tingkat pendapatan keluarga
o
Perincian perjalanan setiap anggota keluarga:
§
jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota
keluarga
§
asal- tujuan perjalanan setiap anggota keluarga
§
moda yang digunakan dalam setiap perjalanan
o
waktu perjalanan dilakukan
Ukuran
sampel
Besaran
sampel yang dikumpulkan tergantung kepada ukuran kota seperti ditunjukkan dalam
tabel beriukut:
Jumlah penduduk kota
|
Ukuran sampel
|
< 50 000
|
10 - 20 %
|
50 000 - 300 000
|
3 - 12 %
|
300 000 - 500 000
|
2 - 6 %
|
500 000 - 1 000 000
|
1,5 - 5 %
|
> 1 000 000
|
1 - 4 %
|
Survai kartu
pos
Survai asal
tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan pribadi maupun
angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian dikirim kekantor
pengumpul informasi dengan cuma-cuma.
Survai plat
nomor kendaraan
Merupakan
salah satu pendekatan dalam survai asal tujuan dengan menempatkan
surveyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor kendaraan yang melewati
titik survai. Titik survai ditempatkan sedemikian sehingga dapat didapatkan
informasi asal tujuan perjalanan. Data selanjutnya diolah dengan program
sederhana untuk mendapatkan informasi asal tujuan perjalanan, dengan semakin
maju perangkat lunak modelling asal tujuan ini, pelaksanaan survey dapat
dilakukan dalam kawasan yang lebih luas, sepanjang titik-titik pengamatan
ditempatkan dengan lokasi yang mempertimbangkan tujuan antara yang bisa jadi
tidak terekam.
Survei berat
dan dimensi kendaraan
Survei
dimensi dan berat kendaraan berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai
terjadinya pelanggaran terhadap dimensi kendaraan maupun terhadap kelebihan
muatan sumbu ataupun muatan kendaraan. Dampak kelebihan dimensi terutama
terdahap peningkatan angka kecelakaan lalu lintas khususnya pada jalan-jalan 2
lajur dua arah yang masih terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan
kelebihan muatan berdampak terhadap pengrusakan jalan yang lebih awal. Sebagai
contoh[6] pada jalan dengan daya dukung muatan
sumbu antara 8.000 kg (jalan kelas III) sampai 10.000 kg (jalan kelas II)
setiap peningkatan berat sumbu sebesar 10 persen akan meningkatkan dampak
terhadap kerusakan jalan sebesar 20 sampai 25 %. Dalam kondisi bergerak
dampak terhadap pengrusakan jalan akan bertambah sebesar 5 % sampai 40%
dari muatan statis. Dampak kerusakan darat berkurang bila digunakan sumbu
tandem, walaupun tetap akan mengakibatkan pengrusakan yang lebih rendah sekitar
5 % dari sumbu tunggal.
Peralatan
Timbangan
jinjing
yang digunakan untuk menimbang sumbu kendaraan
Untuk
melakukan survey berat dan dimensi kendaraan ini diperlukan peralatan untuk
melakukan penimbangan kendaraan serta peralatan untuk mengukur dimensi
kendaraan.
56.
Untuk pelaksanaan survei dapat menggunakan Jembatan
Timbang yang sudah ada dan tersebar diseluruh wilayah nusantara. Untuk
pelaksanaannya diperlukan perijinan penggunaan jembatan timbang dari Dinas
Perhubungan Propinsi setempat untuk bisa menggunakan perangkat jembatan
timbang.
57.
Perangkat timbangan jinjing yang mudah dibawa ke
mana-mana, sehingga pelaksanaan dapat dilakukan ditempat yang acak.
Permasalahan dalam menggunakan survei dengan perangkat jinjing adalah perlu
waktu yang lama untuk melakukan pengumpulan data.
Pelaksanaan
survei
Pelaksanaan
survey akan lebih mudah kalau dilaksanakan dijembatan timbang, karena semua
fasilitas sudah tersedia, namun untuk pelaksanaan dengan menggunakan timbangan
jinjing lebih sulit karena beberapa hal berikut ini:
58.
harus dicari tempat disisi jalan yang memungkinkan
untuk dilakukan survei dengan tidak mangganggu kelancaran arus lalu lintas
59.
harus berada pada jalan lurus dengan jarak pandang
bebas yang cukup,
60.
harus terletak pada bidang yang datar, tidak pada
tanjakan atau turunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar